"Alhamdulillah sakit..."
'Eh..sakit kug bilang alhamdulilah....??????'
Kadang kita bertanya-tanya, bagaimana mungkin sakit yang identik dengan
penderitaan disebut sebagai peluang emas. Memang betul, episode sakit
adalah episode yang tidak mengenakkan. Meski hanya kaki yang bengkak,
seluruh badan ikut merasakannya. Meski hanya satu jari yang luka,
seluruh perasaan menjadi labil, akibatnya pekerjaan pun tidak lagi
produktif. Namun, di sisi lain, sakit bisa menjadi kesempatan berharga
bagai seseorang yang pandai memetik hikmah.
Pertama, SAKIT adalah UJIAN buat kita apakah kita layak disemati gelar “ahli syukur”.
Ketika kita mendapatkan tambahan harta, lalu kita bersyukur, itu biasa. Tetapi ketika kita sakit, tetapi kita tetap bersyukur, itu baru luar biasa.
Allah Yang Maha Baik ingin menaikkan derajat kita menjadi ahli syukur. Kita mau naik kelas, maka kita harus ujian dulu.
Maka, Dia memberikan tangganya berupa ujian sakit. Memang tidak enak naik tangga, capek, lelah, namun setelah berhasil melewatinya, InsyaAllah kemuliaan dari Allah sudah menanti.
Mengapa sakit menjadi ujian untuk membuktikan kualitas syukur?
Karena sebenarnya sakit yang kita rasakan itu tidak ada apa2nya dibandingkan dengan luasnya karunia dan kenikmatan yang diberikan olehNya.
Karena sebenarnya sakit yang kita rasakan itu tidak ada apa2nya dibandingkan dengan luasnya karunia dan kenikmatan yang diberikan olehNya.
Seringkali, kita hanya berfokus pada bagian tubuh yang sakit saja, seharian mengeluh di bagian itu-itu saja, padahal pada saat yang bersamaan bagian tubuh lain masih berfungsi sempurna, maha karya Dia yang Luar Biasa.
Kedua, SAKIT adalah PRASYARAT terkabulnya DOA.
Seringkali terkabulnya sebuah doa tertunda karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Dosa mata, dosa telinga, dosa mulut, prasangka, sedikit demi sedikit menumpuk tanpa kita sadari.
Karena tidak sadar, kita tidak pernah menyesalinya, akhirnya dosa-dosa tersebut tidak pernah kita tobati. Lalu Allah Yang Maha Baik mengkaruniakan sakit untuk menghapus dosa-dosa tersebut, sehingga apa yang kita munajatkan dalam doa tidak terhalang lagi.
Ketiga, SAKIT adalah PERINGATAN atas kualitas kita dalam manajemen diri.
Sakit menjadi tempat kita berkaca betapa sering kita abai atas kualitas makanan. Kita sering tidak adil kepada tubuh atau tidak memberikan hak yang memadai untuk istirahat, padahal Allah Sang Khalik telah mengamanahkan tubuh ini dengan segala kehebatan dan kecanggihan mekanismenya.
Maka, yuk kita manfaatkan episode sakit sebagai momentum introspeksi diri kita
0 komentar:
Posting Komentar